76 Hewan Penular Rabies Divaksinasi

4 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Vaksinasi darurat rabies ini dilakukan secara door to door atau rumah ke rumah. Lokasi vaksinasi ini pun difokuskan di seputaran wilayah kasus, yakni di Lingkungan Tinyeb. Dari kegiatan tersebut, petugas berhasil memvaksin 76 ekor hewan penular rabies (HPR) yang terdiri dari 58 ekor anjing dan 18 ekor kucing.

Plt Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) pada Distanpangan Jembrana drh I Gede Putu Kasthama mengatakan, vakansi darurat ini merupakan tindak lanjut dari temuan kasus rabies yang terbaru. Di mana berdasar hasil uji lab yang diterima Senin (19/5) lalu, sampel anjing yang dilaporkan sempat mengigit majikannya di wilayah setempat menujukan hasil positif rabies. 

"Ini selalu kami lakukan. Setiap ada kasus positif rabies, dilakukan vakansi emergency (vaksinasi darurat, red). Di samping kami juga saat ini terus turun melakukan vakansi massal, terutama di desa-desa yang masuk zona merah rabies," ujar Kasthama. 

Kasthama menyatakan, stok vakansi untuk HPR di Jembrana masih aman. Saat ini, Jembrana memiliki sekitar 20.000 vial vaksin rabies yang siap digunakan. "Stok vaksin sangat tersedia, sekitar 20 ribuan. Kalau sudah habis dari provinsi siap menambah," ujar Kasthama yang secara definitif menjabat Kabid Peternakan pada Distanpangan Jembrana ini. 

Saat ini, cakupan vaksinasi rabies di Jembrana tercatat baru mencapai 8.652 ekor atau sekitar 20 persen dari total estimasi populasi HPR sebanyak 41.668 ekor. Angka ini menunjukkan masih banyak HPR yang belum terlindungi.

Meski stok vaksin masih aman, Kasthama pun menyatakan yang menjadi salah satu kendala saat ini adalah soal keterbatasan petugas. Dirinya mengatakan seluruh dokter hewan yang ada saat ini sudah terus dikerahkan ke lapangan. 

Untuk mempercepat pencapaian kekebalan kelompok dengan persentase mencapai 80 persen, Kasthama mengatakan akan mengubah pola pergerakan tim vaksinasi. Sebelumnya, tim disebar secara bersamaan ke beberapa wilayah, namun pola ini dinilai kurang efektif.

"Polanya kami akan ubah dengan memfokuskan vaksinasi di satu wilayah dan akan dilanjutkan ke wilayah lain setelah vaksinasi tercapai sebanyak 80 persen. Perubahan strategi ini kami harapkan lebih efektif," ucap Kasthama.

Dalam waktu dekat ini, Kasthama mengaku juga perlu mengatur tim untuk melaksanakan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dia berharap agar masyarakat turut mendukung target vaksinasi rabies dengan proaktif melakukan vaksinasi terhadap hewan peliharaannya.

Seperti diberitakan sebelumnya, anjing positif rabies di Kelurahan Banjar Tengah itu diketahui menggigit majikannya berinisial IGB, 31. Kasus gigitan terjadi pada Kamis (15/5) lalu, dan keesokan harinya atau pada Jumat (16/5), anjing peliharaannya itu diketahui mati. 

Sebelum keluar hasil pemeriksaan lab yang menyatakan sampel anjing tersebut positif rabies, IGB yang telah langsung melaporkan kasus gigitan HPR tersebut dipastikan sudah mendapat vaksin anti rabies (VAR). Dengan adanya kasus terbaru itu, kini tercatat sudah ada 47 kasus anjing rabies di Jembrana sejak bulan Januari hingga bulan Mei 2025.ode
Read Entire Article