ARTICLE AD BOX
Selain itu juga ada rencana tambahan 3 kapal kapasitas jumbo yang akan diperbantukan di lintas penyeberangan Selat Bali. Ketiga kapal itu adalah KMP Munic, KMP Prama Kalyani, dan KMP Nawasena.
Hal tersebut diungkapkan Manajer Usaha ASDP Pelabuhan Gilimanuk Ryan Dewangga, saat ditemui usai menghadiri rapat koordinasi (rakor) lintas sektoral di Mapolres Jembrana, Sabtu (15/3). Rakor yang digelar Polres Jembrana ini membahas berbagai kesiapan pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah serta Nyepi Tahun Saka 1947.
Ryan Dewangga mengatakan, saat ini sudah ada sebanyak 54 KMP Pelabuhan Ketapang–Gilimanuk. Seluruh kapal reguler atau yang memang tersedia di lintas penyeberangan Jawa–Bali, itu telah disiapkan agar benar-benar kondisi prima dalam menghadapi angkutan Lebaran nanti.
“Seluruhnya (sudah) menjalani docking (perbaikan atau perawatan). Dari 54 armada reguler itu, seperti tadi disampaikan rekan-rekan dari BPTD (Balai Pengelola Transportasi Darat), ada 4 yang masih docking dan dipastikan nanti akan siap melayani saat arus mudik,” ucap Ryan.

Rapat koordinasi (rakor) lintas sektoral dalam rangka kesiapan pengamanan Hari Raya Idul Fitri beserta Nyepi 2025 yang digelar Polres Jembrana di Mapolres Jembrana, Sabtu (15/3). –IST
Ryan mengemukakan sebelumnya ada mengusulkan perbantuan kapal ke Kementerian Perhubungan ataupun ASDP Pusat. Dari usulan itu, ada informasi bahwa pihak pusat akan memperbantukan 3 kapal berkapasitas jumbo di Pelabuhan Ketapang–Gilimanuk. Ketiga kapal dimaksud adalah KMP Munic, KMP Prama Kalyani, dan KMP Nawasena.
Namun, Ryan menegaskan, sementara ini baru 2 kapal yang sudah pasti masuk daftar perbantuan di Ketapang–Gilimanuk. Kedua kapal itu adalah KMP Munic dan KMP Prama Kalyani. Sementara untuk KMP Nawasena masih menunggu persetujuan pusat.
“KMP Munic dan KMP Prama Kalyani sudah masuk list (daftar kapal perbantuan di Ketapang–Gilimanuk). Sementara KMP Nawasena masih menunggu persetujuan,” ucap Ryan.
Secara umum, Ryan mengatakan, prediksi puncak arus mudik Lebaran tahun ini diperkirakan akan terjadi pada Jumat (28/3) atau bertepatan saat H-1 Nyepi. Namun, dirinya berharap puncak arus mudik dari Bali ke Jawa terjadi sebelum 28 Maret tersebut.
Hal itu karena saat H-1 Nyepi itu dipastikan situasi arus lalu lintas di Bali akan sangat padat dan layanan penyeberangan di Pelabuhan Ketapang–Gilimanuk akan ditutup saat pelaksanaan Nyepi. Untuk penutupan di Pelabuhan Ketapang dijadwalkan mulai 28 Maret pukul 17.00 WIB. Sementara di Pelabuhan Gilimanuk mulai 29 Maret pukul 05.00 Wita.
“Jadi kami mengimbau agar masyarakat pengguna jasa, baik yang akan mudik menuju Jawa ataupun ada rencana liburan ke Bali agar mempersiapkan keberangkatannya jauh-jauh hari. Pastikan beli tiket lewat web atau aplikasi Ferizy dan jangan beli lewat calo,” kata Ryan.
Sementara dalam rakor kemarin, Kapolres Jembrana AKBP Endang Tri Purwanto menekankan pentingnya sinergi antara seluruh pihak untuk memastikan kelancaran arus mudik dan perayaan hari besar keagamaan. Dia mengungkapkan bahwa H-3 Idul Fitri yang bertepatan dengan H-1 Nyepi menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaan lalu lintas dan pengamanan wilayah.
AKBP Endang mengajak seluruh stakeholder terkait untuk menggencarkan sosialisasi mudik lebih awal. Begitu juga diminta ada seruan bersama terkait toleransi antarumat beragama serta pelibatan pecalang dan organisasi kepemudaan dalam pengamanan wilayah. ”Melalui rakor ini, kami berharap kesiapan pengamanan Idul Fitri dan Nyepi di Jembrana dapat berjalan optimal. Menciptakan suasana yang aman, tertib, dan kondusif bagi seluruh masyarakat,” ujar AKBP Endang.
Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan yang hadir dalam rakor tersebut, juga menegaskan bahwa Pelabuhan Gilimanuk sebagai jalur utama perlintasan pemudik dari dan ke Pulau Jawa harus mendapat perhatian serius. Dia memastikan bahwa Pemkab Jembrana telah menyiapkan berbagai fasilitas, termasuk kantong parkir dan posko kesehatan, guna mendukung kelancaran arus mudik. 7 ode