ARTICLE AD BOX
Kolaborasi terbaru bersama gerakan Yayasan Malu Dong Buang Sampah Sembarangan menjadi langkah konkret YSBI dalam memperluas dampak positifnya ke wilayah Bali.
Gerakan Malu Dong Buang Sampah Sembarangan, yang dipelopori oleh seniman sekaligus aktivis lingkungan, Komang Bemo Sudiarta, dan timnya, dikenal dengan pendekatan kreatif mereka dalam menyuarakan pentingnya kesadaran lingkungan—khususnya melalui seni dan edukasi publik.
Dalam Pembukaan Pameran Seni Lukis bertema Nyampaht - Bali, yang diselenggarakan di Sudakara ArtSpace, Sudamala Resort Sanur, pada 10 April 2025 lalu, Pendiri Yayasan Sudamala Bumi Insani, Ben Subrata, menegaskan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sebagai bagian integral dari pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Foto: Ben Subrata bersama sang istri. -IST
“Bali adalah rumah kita bersama, dan kebersihan lingkungan mencerminkan kesadaran serta tanggung jawab kita terhadap warisan budaya dan alam yang kita miliki. Sudah sepatutnya kita merasa malu apabila membiarkan lingkungan kita tercemar, terlebih di tengah sorotan dunia terhadap Bali sebagai destinasi pariwisata unggulan,” ujarnya.
Melalui pameran seni lukis ini, masyarakat diajak untuk merenungkan hubungan antara manusia, alam, dan tanggung jawab kolektif. Karya-karya yang ditampilkan menggambarkan kepedulian terhadap isu lingkungan, khususnya persoalan sampah serta dampaknya terhadap ekosistem dan identitas Bali.
Kedepan, YSBI dan Yayasan Malu Dong Buang Sampah Sembarangan berencana memperluas kerja sama ini melalui program-program edukasi di wilayah hulu, dengan menyasar sekolah-sekolah, komunitas adat, dan generasi muda guna menumbuhkan rasa memiliki serta keterlibatan langsung dalam menjaga lingkungan. 7 isu