ARTICLE AD BOX
Farhan Halim dari Bhayangkara Presisi menjadi bintang kemenangan timnya, sekaligus dinobatkan sebagai pemain terbaik PLN Mobile Proliga 2025. Pertandingan dibuka dengan permainan agresif dari LavAni. Tim asuhan Nicolas Vives tampil dominan di set pertama lewat servis tajam dan spike keras dari Renan Buiatti serta Boy.
Bhayangkara sempat membayangi perolehan poin LavAni hingga skor 13-15, namun kesalahan beruntun dari barisan depan Bhayangkara membuat LavAni menjauh. Spike keras Boy dari sisi kiri menutup set pertama dengan skor 25-19.
Set kedua berlangsung lebih ketat. Bhayangkara sempat unggul 15-12 melalui servis Farhan Halim yang merepotkan lawan. Namun LavAni mampu menyusul dan menyamakan kedudukan menjadi 18-18. Setelah saling kejar poin, LavAni meraih set poin lebih dulu setelah spike Boy dari posisi empat tak mampu dibendung. Set kedua ditutup dengan skor 25-23 usai pelanggaran attack line foot dari pemain Bhayangkara.
Bhayangkara bangkit di set ketiga. Farhan Halim mencetak service ace penting, disusul Kyle Russell yang menjadi mesin poin. Setelah unggul tipis sepanjang set, Bhayangkara menutupnya 25-22 lewat service error Taylor Sander.
Set keempat berlangsung sengit. Kedua tim saling kejar poin hingga 21-21. Bhayangkara kembali menunjukkan kekompakan dan menutup set keempat 25-22 lewat smes silang Leo.
Di set kelima, Bhayangkara langsung meningkatkan tensi permainan. Mereka unggul cepat 4-1 berkat service ace dari Leo dan tekanan beruntun dari Farhan.
LavAni sempat memperkecil ketertinggalan jadi 6-4, tetapi beberapa kesalahan serangan dari Boy dan over net dari Jasen Kilanta dimanfaatkan Bhayangkara untuk terus menjauh. Pertandingan ditutup dengan skor 15-9, memastikan Bhayangkara sebagai juara Proliga 2025.
Dengan hasil ini, Bhayangkara Presisi lolos sebagai juara Proliga 2025 dan berhasil mempertahankan gelar yang diraih musim lalu.
Pelatih Bhayangkara Presisi, Alfonso Toiran mengaku timnya sempat terbebani di awal laga, namun segera berbenah dengan mengubah strategi untuk mencapai kemenangan. "Awal-awal gugup, banyak kesalahan, tapi kita bisa mengubah strategi, kita bisa memindahkan pemain, dan kemudian kita mendapat hasil," ucapnya. 7 ant