ARTICLE AD BOX
Festival lomba ogoh-ogoh bertajuk ‘Bhandana Bhuhkala’ yang mempertemukan sebanyak 21 ogoh-ogoh karya sekaa teruna (ST) dan yowana se–Badung ini menjadi pusat perhatian karena baru pertama kali digelar.
Sebanyak 21 ogoh-ogoh ini merupakan tiga nominasi terbaik dari tujuh zona penilaian sebelumnya, yakni dari Badung utara, tengah, dan selatan. Sejak tiba di Puspem Badung, Kamis (13/3), karya ogoh-ogoh pemuda Badung memang sudah menyedot perhatian masyarakat. Bahkan saat hari H pelaksanaan festival, masyarakat sangat antusias melihat parade dan penampilan ogoh-ogoh para peserta.
Kepala Dinas Kebudayaan Badung I Gde Eka Sudarwitha dalam laporannya mengatakan, penyelenggaran festival lomba ogoh-ogoh ‘Bhandana Bhuhkala’ ini sekaligus dilangsungkan pembukaan Pekan Kebudayaan Jantra Tradisi Bali. Adapun Jantra Tradisi Bali yang diselenggarakan pada 14–17 Maret 2025 sebagai upaya untuk melestarikan permainan rakyat dan olahraga tradisional yang menjadi salah satu objek pemajuan kebudayaan Bali.
“Sedangkan festival lomba ogoh-ogoh Bhandana Bhuhkala ini merupakan bentuk penghargaan serta memberi ruang bagi energi kreatif dari sekaa teruna dan yowana Kabupaten Badung dalam pelaksanaan Pangerupukan menyambut Hari Suci Nyepi Saka 1947 Tahun 2025 yang diwujudkan dalam pembuatan ogoh-ogoh,” kata Sudarwitha.
Terkhusus festival lomba ogoh-ogoh Bhandana Bhuhkala, Sudarwitha menjelaskan bahwa sebelum festival diadakan, karya ogoh-ogoh se–Badung terlebih dahulu menjalani tahapan penilaian di tingkat zona. Lantaran ada ratusan ogoh-ogoh yang dinilai dari Badung utara, tengah, dan selatan, penilaian dibagi menjadi tujuh zona.
“Setelah penilaian di tingkat zona, selanjutnya tahapan penilaian superstar yang dilaksanakan hari ini (Sabtu kemarin) dan Minggu (16/3), diikuti oleh 21 ogoh-ogoh terbaik di seluruh wilayah Kabupaten Badung,” ucap mantan Camat Petang tersebut.
Lanjutnya, dalam penilaian final ini, tim juri akan menetapkan enam peserta terbaik sebagai juara I, II, III, dan juara harapan I, II, III, serta 15 peserta sebagai nominasi baik. Pihak panitia juga telah menyiapkan hadiah, di mana juara I memperoleh hadiah uang sebesar Rp 50 juta, juara II memperoleh hadiah uang sebesar Rp 45 juta, juara III Rp 40 juta, juara harapan I Rp 35 juta, juara harapan II Rp 30 juta, juara harapan III Rp 25 juta. Kemudian 15 nominasi lainnya mendapat reward motivasi masing-masing sebesar Rp 10 juta.
Sudarwitha juga menyampaikan bahwa seluruh sekaa teruna dan yowana se–Kabupaten Badung berkomitmen saat pelaksanaan pawai dan parade di masing-masing wilayah di malam Pangerupukan akan mewujudkan pawai yang berbudaya, sekaa teruna dan yowana yang tangguh dan berbudaya, anti sampah plastik, dan anti macet. Komitmen tersebut dituangkan dengan melaksanakan pawai ogoh-ogoh di wilayah desa adat, desa/kelurahan masing-masing, tidak menggunakan jalan protokol utama melainkan melaksanakan di lapangan desa atau sekitar wilayah desa adat, desa/kelurahan, tidak akan mengonsumsi makanan berbungkus plastik dan minuman dalam kemasan plastik.
“Juga berkomitmen akan melaksanakan pawai atau parade ogoh-ogoh sampai pukul 22.00 Wita untuk mendukung tiga pilar dalam keluarga yakni wimuda, winata, dan wiwerda. Sehingga whole family akan dapat menyaksikan energi kreatif dan positif yang disajikan,” sebutnya.
Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa sangat mengapresiasi karya seni dengan kreativitas tinggi yang telah dipersembahkan oleh sekaa teruna dan yowana se-Kabupaten Badung. Bahkan Bupati asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan ini memberikan kesempatan spesial kepada pemenang I, II, dan III untuk mengajukan hibah tahun ini. “Pada malam hari ini saya selaku Bupati Badung menyampaikan kepada seluruh peserta ogoh-ogoh, di samping mendapatkan hadiah yang telah disiapkan oleh panitia, juga saya akan memberikan kesempatan kepada pemenang I, II, dan III untuk mengajukan hibah tahun 2025 ini,” ucapnya seraya meminta masyarakat untuk menjaga ketertiban saat festival lomba ogoh-ogoh-ogoh berlangsung.
Usai dibuka secara resmi ditandai dengan penyalaan obor, festival lomba ogoh-ogoh langsung riuh oleh tepuk tangan dan sorakan penonton maupun supporter masing-masing peserta. Adapun yang tampil di hari pertama, Sabtu (15/3), yakni ST Dipa Bhuana Canthi Banjar Basangkasa, Desa Adat Kerobokan (Kecamatan Kuta Utara) dengan ogoh-ogoh ‘Tanpa Tulis’, ST Yowana Praktyaksa Banjar/Desa Bualu (Kecamatan Kuta Selatan) dengan ogoh-ogoh ‘Tattwaning Kalisangara’, ST Wira Karya Banjar Tegal Gerana, Desa Adat Gerana (Kecamatan Abiansemal) dengan ogoh-ogoh ‘Bhuta Wetara’, ST Kusuma Mekar Banjar Gulingan, Desa Adat Tegal (Kecamatan Abiansemal) dengan ogoh-ogoh ‘Sapa Japa Kala’, ST Pajar Mas Banjar Tengah, Desa Adat Lukluk (Kecamatan Mengwi) dengan ogoh-ogoh ‘Tuntung Tangis’.
Selanjutnya, ST Eka Putra Banjar Badung, Desa Adat Lukluk (Kecamatan Mengwi) dengan ogoh-ogoh ‘Kala Ingkel Buku’, ST Dharma Pertiwi Banjar Kauh, Desa Adat Pecatu (Kecamatan Kuta Selatan) dengan ogoh-ogoh ‘Kala Lipyakara’, ST Tunas Remaja Banjar Umahanyar, Desa Adat Penarungan (Kecamatan Mengwi) dengan ogoh-ogoh ‘Kungkang Siwa’, ST Tunas Kusuma Banjar Lebak, Desa Adat Dalung (Kecamatan Kuta Utara) dengan ogoh-ogoh ‘Tantu Sirah’, ST Putra Mandala Banjar Kelod, Desa Adat Ungasan (Kecamatan Kuta Selatan) dengan ogoh-ogoh ‘Harana Sasrabahu’, serta ST Dharma Prawerti Banjar Selat, Desa Adat Selat (Kecamatan Abiansemal) dengan ogoh-ogoh ‘Ajian Paksha Bairawa’. 7 ind