Mega Ingatkan Lagi soal Konversi Lahan di Bali

7 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Megawati mengusulkan agar tanah subur di Bali tidak dikonversi atau tidak boleh diubah-ubah. Hal itu disampaikan Megawati dalam sambutannya di acara Penganugerahan Trisakti Tourism Award 2025 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (8/5). Awalnya, Megawati meminta para kepala daerah PDIP agar meniru apa yang dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster dengan membuat peta pembangunan 100 tahun Bali. Menurut Megawati, hal itu tak boleh ditentang pemerintah pusat, sebab demi kebaikan rakyat juga.

"Loh, kenapa? Yang saya minta apa? Orang asing? Oh, bukan. Yang nomor satu adalah apa? Tanah subur. Nah, itu catat kalau kamu mau. Itu wartawan. Tanah subur di Bali. Dikonversi. Apa artinya dikonversi? Tidak boleh diubah. Dia adalah milik negara untuk rakyat," kata Megawati. Tanah Bali bisa digunakan untuk rakyat, kata dia, misalnya untuk menghasilkan pendapatan. "Bisa mengolah, mencari makannya. Mengerti? Awas nggak mengerti dan tidak dilaksanakan. Kalau Bali saja bisa, masak daerah lain tidak bisa," katanya.

Megawati kemudian mengingatkan juga bahwa di Bali orang asing tak boleh berperilaku seenaknya. "Apa? Keduanya. Baru. Orang asing. Tidak boleh seenak-enaknya sendiri. Kenapa? Di Bali pernah kejadian, Masya Allah. Di Bali itu kan Pura. Tahu-tahu ditayangkan. Gimana sih ini juga? Tolong, dong, kalian itu. Wartawan dan yang sebagainya. Bilanglah sama inian kalian. Masa begituan ditayangkan? Saya sampai kaget, loh. Masa ada orang asing? Maaf, ya. Tidak berpakaian masuk ke pura. Ada apa itu? Ada apa itu? Tolong jawab saya," kata Mega.

"Kalau ada yang mau protes, itu kan tidak beradab. Saya suruh dia deportasi. Boleh tanya sama Pak Giri. Betul? Seketika. Pulangkan dia. Kita sama juga. Kalau pergi ke luar negeri, ada tata caranya. Ada tata caranya. Berpakaian kita juga. Mesti kayak apa," imbuhnya. Megawati mengaku tak bisa mentolerir perilaku orang asing yang tak pantas di Bali. Untuk itu, ia memerintahkan agar orang tersebut dideportasi. "Saya bilang, no, no, deportasi, deportasi. Sekarang di Bali, ya, itu salah satu supaya mau bikin gubernur. Jadi, kalau ada orang asing masuk, saya sudah minta juga untuk diberlakukan ke seluruh bagian daripada kita," pungkasnya.

Megawati secara blak-blakan JUGA mengungkap kondisi partainya pasca Pemilu 2024. Megawati berterima kasih kepada rakyat yang masih menjadikan PDIP pemenang pemilu. Tapi Megawati juga menyebut, PDIP sebenarnya mengalami masa sulit dan menyebut partainya ‘babak belur’ setelah hasil pemilu diumumkan.

"Saudara-saudara sekalian, anak-anakku yang saya cintai, coba pikirkan. Kemarin, pemilu, saya nggak pernah ngomong. Tapi sekarang saya sentil lagi sedikit. Why? Setelah babak belur kayak begitu, babak belur apa nggak? Haah kan nggak ngaku toh. Babak belur apa tidak?” ujar Megawati.

“Babak belur!” jawab ribuan kader PDIP. Ia mengaku kecewa karena beberapa kader yang diprediksi terpilih justru gagal. Sebagai Ketua Umum, Megawati mengaku bertanggung jawab atas proses penentuan calon legislatif dan menyayangkan adanya kader yang tidak bekerja maksimal di lapangan. "Nggak percaya? Saya panggil nanti orangnya. Kenapa, yang harusnya jadi nggak jadi. Dan saya bertanggung jawab bahwa, saya kan tahu orang-orang ini. Bener rajin, bener tidak. Hanya mau jadi, saya kan bisa. Siapa suruh jadi ketua umum? Jadi saya bisa memberi nilai. Jadi saya udah yakin bahwa ini pasti akan jadi," tegasnya. Megawati sendiri saat hadir di acara kemarin mengenakan pakaian berwarna merah dan didampingi putranya yang juga Ketua DPP PDIP, M Prananda Prabowo, dan sang istri Nancy Prananda. 

Kegiatan ini diikuti oleh 232 desa wisata dari berbagai kabupaten/kota yang dipimpin oleh kader PDI Perjuangan di seluruh Indonesia. Tampak hadir sejumlah elite PDIP, di antaranya Ganjar Pranowo, Eriko Sotarduga, Wiryanti Sukamdani, Rano Karno, Djarot Saiful Hidayat, Adian Napitupulu, Deddy Sitorus, hingga Yasonna Laoly. Lalu, politisi PDIP lainnya seperti Putra Nababan, Ribka Tjiptaning, dan Kris Dayanti tampak menyambut kedatangan Megawati di lokasi. Tokoh senior partai yakni Ketua DPD PDIP Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Rachmat Hidayat, dan Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, juga terlihat hadir. 7 k22
Read Entire Article