ARTICLE AD BOX
"Ternyata tidak semenakutkan yang dibayangkan. Malah bikin ketagihan!" ujarnya sambil tertawa.
Julandi mengaku, meski selama ini aktif mendukung kegiatan donor darah perusahaan, dirinya selalu menghindar karena takut jarum dan mitos-mitos seputar donor. "Dulu bayangannya, darahnya diambil banyak sekali, terus lemas. Ternyata cuma sebentar, tidak sakit, malah setelahnya dapat snack enak," candanya.
Menurutnya, pengalaman ini membuka matanya bahwa donor darah adalah aksi sederhana dengan dampak besar. "Saya pikir, selama puluhan tahun saya melewatkan kesempatan menyelamatkan nyawa orang hanya karena ketakutan yang ternyata tidak beralasan," ucapnya.

Jula menunjukkan kartu donor yang kini dimilikinya,
Julandi berjanji akan menjadikan donor darah sebagai kegiatan rutinnya. "Usia bukan halangan. Saya malah menyesal tidak mulai dari dulu," pungkas pria asal Sumatera Utara yang baru bertugas di Bali pada 2024 lalu.
.
dr. Anak Agung Ayu Listya Darma dari PMI Bali membenarkan bahwa banyak orang seperti Julandi yang akhirnya ketagihan donor setelah mencoba pertama kali. "Ada rasa bangga bisa membantu sesama. Ditambah, donor darah rutin juga baik untuk kesehatan pendonor, seperti memperlancar aliran darah," jelasnya.
Merta Siagian (45), salah satu pendonor lain, berbagi cerita serupa. "Saya pernah ditolak tiga kali. Sekarang malah ingin rutin donor setiap tiga bulan," ujar sosok yang sehari-hari bekerja di Mitratel Denpasar ini.
Dengan golongan darah B+, ia berharap darahnya dapat membantu pasien yang membutuhkan. "Ini bukti bahwa niat baik harus diikuti dengan usaha. Jangan menyerah jika awalnya tidak berhasil," pesannya.
Dokter Ayu pun mengungkapkan, banyak pendonor pemula yang awalnya gagal karena faktor seperti kurang istirahat atau dehidrasi. "Kami selalu sarankan untuk cukup minum, tidur, dan makan sebelum donor. Jika pertama kali gagal, coba lagi di kesempatan lain," imbaunya.
Kegiatan ini sendiri berhasil mengumpulkan 43 kantong darah dari target 50 kantong lantaran beberapa peserta gagal melewati screening.