ARTICLE AD BOX
Menurut Dasco, kedua tokoh bangsa itu bersahabat dan berhubungan baik selama ini. "Pertemuan semalam itu pertemuan kekeluargaan, keakraban dan hangat sehingga tak terasa waktu berjalan lumayan lama semalam dan banyak yang dibahas kedua tokoh ini," kata Dasco di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (8/4) malam.
Dia mengatakan pertemuan itu berlangsung sekitar 1,5 jam, dimulai dari sekitar pukul 20.30 WIB. Selain dirinya, sejumlah tokoh yang turut hadir ke kediaman Megawati, di antaranya Ketua MPR RI yang juga Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, hingga Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan.
Namun, menurut dia, pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra dan Ketua Umum PDI Perjuangan itu digelar secara empat mata. Dia pun mendengar bahwa keduanya berbincang sambil diiringi tawa. "Pertemuan silaturahmi itu kan nggak ada masalah, mau di tempatnya Bu Mega, mau di mana. Kan itu pertemuan sahabat boleh saja," kata Wakil Ketua DPR RI itu. Sebelumnya, Dasco pun mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan segera bertemu dengan Presiden Ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri.
Dasco mengonfirmasi bahwa sejauh ini komunikasi untuk mematangkan pertemuan kedua tokoh nasional tersebut telah berlangsung intensif antara elit Partai Gerindra dan PDI Perjuangan. “Sudah ada obrolan agar pertemuan kedua tokoh segera terlaksana,” kata Dasco dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (7/4).
Menanggapi pertemuan Prabowo dan Megawati, Sekjen DPP Partai Golkar Muhammad Sarmuji mengatakan bahwa titik temu dari pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri yang dikabarkan berlangsung pada Senin (7/4) malam ialah kepentingan bangsa.
"Sebagai tokoh bangsa titik temunya adalah kepentingan bangsa, ya. Jadi, perbedaan apa pun, beda perspektif seperti apa pun itu, asalkan tujuannya untuk bangsa dan negara pasti ada titik temunya," kata Sarmuji kepada wartawan di Jakarta, Selasa kemarin. Sarmuji menyebut kepentingan bangsa itu ialah bagaimana menjaga kondusivitas tanah air dari berbagai tantangan, baik dalam negeri maupun luar negeri.
"Bukan hanya tantangan di dalam negeri, persoalan-persoalan dalam negeri, melainkan juga persoalan global yang saat ini memang sedang tidak baik-baik saja," ucapnya. Sarmuji lantas mencontohkan tantangan kekinian yang dihadapi Indonesia saat ini adalah bagaimana menyikapi kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump. "Perang tarif antara negara-negara besar, dan Indonesia juga kena imbasnya perang tarif Amerika, termasuk juga perang tarif Amerika dan Tiongkok itu bisa membawa dampak yang signifikan bagi bangsa ini," ujarnya.
Untuk itu, dia menekankan stabilitas yang baik di Tanah Air dalam menghadapi berbagai persoalan tersebut dengan cara pandang yang sama. Terkait dengan ajakan PDI Perjuangan untuk bergabung dalam koalisi pemerintahan, dia mengatakan bahwa partainya menyerahkan hal tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto.
"Kalau itu tergantung Presiden aja. Kami loyal kepada Presiden. Presiden bagaimana memandang perlu tidaknya masuk kabinet, monggo saja penilaian Presiden seperti apa karena di luar atau di dalam itu sama-sama baik," katanya. Sekjen Partai Golkar itu lantas berkata, "Di dalam bisa berkontribusi langsung, tetapi di luar juga bisa memberikan konsepsi banding dan bisa memberi kontrol yang dampaknya juga akan baik." Terlepas dari hal tersebut, dia memandang pertemuan Prabowo dengan Megawati sebagai bentuk silaturahmi yang membawa energi positif demi kemajuan bangsa. 7 ant